Ada beragam cara untuk bisa merasakan kebahagiaan. Anda bisa merasa bahagia ketika keinginan dan cita-cita Anda terpenuhi. Anda bahagia ketika Anda sedang berada dalam kondisi sehat dan tidak diberikan sakit oleh Yang Maha Kuasa. Anda bahagia ketika kebutuhan Anda dan keluarga bisa terpenuhi. Anda bahagia ketika pasangan Anda begitu mencintai dan menyayangi Anda. Dan masih banyak lagi hal yang sejatinya bisa membawa kebahagiaan untuk Anda.
Namun demikian, tak jarang kita temui orang-orang yang dilimpahi sekian banyak alasan untuk bisa bahagia, tetapi nyatanya ia tidak bisa merasakan kebahagiaan. Mengapa demikian?
Ada sebuah kalimat bijak yang patut kita renungkan,
“Bukan bahagia yang membuat Anda bersyukur, melainkan bersyukur yang membuat Anda bahagia.”
“Bukan bahagia yang membuat Anda bersyukur, melainkan bersyukur yang membuat Anda bahagia.”
Dalam hidup ini, pasti ada yang akan Anda miliki, dan ada pula yang cukup Anda lihat sebagai milik orang lain. Ada yang datang, dan ada pula yang pergi.
Dalam hidup ini, pasti Anda akan berhasil pada satu dan beberapa hal, tapi boleh jadi Anda gagal dalam satu dan beberapa hal.
Dalam hidup ini, Anda akan tertawa dan Anda juga akan menangis. Maka bagaimana Anda memaknai hidup Anda, terkadang itulah yang justru menipu Anda.
Mengapa Anda tak bahagia?
Pertama, Anda membanding-bandingkan hidup Anda dengan orang lain sehingga yang muncul adalah “rumput tetangga terlihat lebih hijau” di mata Anda. Ini menyebabkan Anda tidak henti-hentinya ngiler melihat kehidupan orang lain. Walhasil, Anda pun merasa kehidupan Anda saat ini tidak lagi menyenangkan dan membahagiakan.
Kedua, yang membuat Anda tak bahagia adalah karena Anda sering berandai-andai tentang masa lalu. Misalnya, “Jika saya dulu … [baca: titik-titik-titik]”. Beragam pilihan hidup yang telah Anda ambil Anda sesali, hidup Anda pun lebih sering diisi dengan “nostalgia” masa lalu yang jelas-jelas tak mungkin akan kembali. Anda pun menjadi setengah hati menjalani kehidupan Anda saat ini.
Sejatinya setiap orang diberikan takaran waktu yang sama setiap harinya: 24 jam! Itulah waktu yang saya jalani dan waktu yang sama itu pula yang Anda jalani. Semoga di waktu yang terus berjalan dan tidak akan kembali ini, kita bisa melewatinya dengan sibuk mensyukuri segala hal yang kita alami, serta sibuk memperkaya arti kehadiran diri kita di muka bumi.
Mari kita syukuri apa yang Anda miliki saat ini… Bila tidak, maka bersiaplah untuk menderita…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar